Berhenti merokok memperbaiki kesehatan jantung

Kalbefarma – Sebuah penelitian yang melibatkan sekitar 200 orang perokok yang juga dirawat sebagai pasien penderita penyakit jantung menemukan bahwa berhenti merokok dapat memperbaiki kesehatan bahkan pada mereka yang telah menderita penyakit jantung berat.
Penelitian yang dilaporkan pada hari Senin yang lalu dan dimuat di dalam jurnal kedokteran Chest menunjukkan bahwa terapi berhenti merokok secara intensif tidak hanya membantu pasien menghilangkan kebiasaan buruknya, namun juga mengurangi risiko kematian dalam 2 tahun ke depan.
Terapi intensif yang berlangsung selama 3 bulan terbukti lebih efektif dibandingkan terapi biasa, seperti sesi konsultasi singkat dan nasihat tertulis untuk berhenti merokok.
Dr. Syed M. Mohiuddin dari Creughton University Cardiac Center di Omaha, Nebraska, yang menjadi pemimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa merokok adalah faktor risiko terbesar bagi penyakit jantung, “Penelitian kami menunjukkan bahwa intervensi terapi yang intensif tidak hanya berhasil membuat pasien berhenti merokok, namun juga mengurangi kematian dan beratnya penyakit.”
Penemuan tersebut menunjukkan bahwa bagi perokok yang menderita penyakit jantung, berhenti merokok dapat menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah komplikasi.
Penelitian yang dilakukan terhadap 209 pria dan wanita yang dirawat sebagai pasien serangan jantung, nyeri jantung (angina), atau gagal jantung. Semua pasien tersebut perokok namun setuju untuk mulai berhenti dengan segera.
Pasien-pasien mendapatkan sesi konsultasi singkat selama dalam perawatn rumah sakit dan materi bantu mandiri tertulis untuk diterapkan di rumah. Sebagian pasien tersebut kemudian melanjutkan dengan terapi intensif dengan kunjungan konsultasi sekali seminggu yang berlangsung sekurangnya 3 bulan dan menggunakan produk pengganti nikotin atau obat resep dokter untuk membantu pasien berhenti merokok.
Pada kelompok yang mengikuti terapi intensif, lebih dari dua per tiga berhenti merokok selama kurun waktu tertentu, walaupun hanya satu per tiga dari mereka yang bertahan selama 2 tahun. Sedangkan dari kelompok yang mengikuti terapi standar, hanya 9% pasien yang berahsil bertahan tidak merokok selama 2 tahun.
Hal yang lebih penting adalah bahwa para peneliti menemukan bahwa angka berhenti merokok yang lebih tinggi menunjukkan kesehatan jantung yang lebih baik. Hanya 23% pasien yang mengikuti terapi intensif kembali menjalani perawatan di rumah sakit selama penelitian berlangsung, sedangkan pasien yang mengikuti terapi biasa sebanyak 41% kembali menjalani perawatan di rumah sakit. Angka kematian pada kelompok pertama hanya 3% dan pada kelompok kedua 12%.
Dr. Mohiuddin mengatakan,” Berhenti merokok berhasil menurunkan risiko serangan jantung dengan cepat, dan penelitian kami membuktikan bahwa terapi berhenti merokok secara intensif pada pasien berisiko tinggi membawakan hasil yang baik dan mengurangi risiko kematian.”

0 komentar:

Posting Komentar